Minimalist Skincare #BeautyLessWaste

Cara mengurangi sampah skincare - Wajah adalah anugerah Tuhan yang sudah selayaknya kita syukuri. Ada banyak cara untuk melakukannya, mulai dari mencintai segala bentuk yang dikasih, karena berarti itulah yang terbaik. Bentuk hidung, bentuk mata, besar pipi, luas dahi sudah Allah ciptakan sedemikian rupa sesuai untuk masing-masing diri kita. Selain mensyukuri keadaan wajah kita, tentu kita wajib merawatnya. Nah bagi kaum perempuan, merawat wajah, belum lagi kulit tubuh dan rambut menjadi hal yang menyenangkan sekaligus terkadang membingungkan. Ribuan produk tersebar di pasaran, kita harus memilih produk mana yang cocok untuk kita, baik secara manfaat maupun tentunya cocok di kantong.
Teman-teman pernah gak menghitung berapa banyak jenis produk yang teman-teman pakai untuk merawat diri? Mungkin ada yang menerapkan 10 step korean skincare?  Anggap saja 10 untuk wajah, 2 untuk badan (Sabun dan Scrub), 2 untuk rambut (Sampo dan Conditioner).

10+2+2 = 14 kemasan

Ini kita hitung akan habis kurang lebih 3 bulan (esimasi kemasannya yang standar bukan yang besar). Berarti dalam setahun, tiap orang menghasilkan sekitar 42 kemasan. Wooow !!!
Bayangkan kalau semuanya dari plastik, dibuang ke TPA, menumpuk beratus tahun. Yang lain mungkin mengalir ke sungai berakhir ke laut. Beberapa bulan lalu, aku pernah lihat postingan instagram @denissa_pramesty tentang ditemukannya kemasan produk sampo sachet versi tahun 80'an, masih bertahan selama hampir setengah abad.
Hal yang aku rasakan waktu lihat ini, ngeri ! Ini kena banget pesannya untuk para wanita. Pastilah kita sering pakai sampo, mungkin juga sachet karena lebih praktis dan murah. Ini buktinya, sampah kita akan menumpuk terus menerus karena memang terus kita pakai tapi tidak juga terurai oleh alam. Sampai akhirnya aku mikir, ada gak ya cara yang bisa dilakukan supaya setidaknya sampah untuk perawatan tubuhku bisa diminimalisir. Inilah beberapa cara bisa kita coba.

1. Simplify
Do we really need 10 steps korean skincare everyday? I mean, we are Indonesian. haha
Ini semua balik lagi ke selera dan kebutuhan sih. Kalau memang dirasa sudah cocok dengan step perawatan wajah yang banyak dan memang berpengaruh di muka gak apa-apa. Kalau aku, sebisa mungkin sesimpel mungkin. Produk skincare yang aku pakai setiap hari ada 6, makeup remover, facial wash, facial scrub, daycream, toner, essence. Itupun suka ke-skip toner sama essence nya haha Selama wajah ini tidak ujug-ujug berubah jadi kumel, aku masih hepi-hepi aja menjalani hari.
Untuk makeup aku bukan tipe orang yang tiap hari pakai Foundie atau BBCream. Cukup daycream lanjut bedak atau foundation powder, kasih blush on langsung cuss dengan alis dan lipstik tentunya. Menurutku meminimalisir apa yang kita pakai di wajah juga sebagai salah satu bentuk upaya meningkatkan percaya diri. Kita akan tau seberapa PD-nya kita dengan banyak kekurangan terlihat. Btw, jenis kulitku bukan yang acne prone, jadi memang jarang jerawatan, cenderung kering. Makanya balik lagi semua tergantung selera.
Kita juga bisa mengurangi penggunaan conditioner misalnya untuk yang berhijab. Intinya selalu tanya sama diri kita "Do I really need this?".

2. Cermat memilih kemasan
Lihatlah produk bukan hanya dari efek penggunaan, ingridients-nya, tapi juga dari kemasannya. Bagi produk yang akan kita pakai dalam waktu lama, dan sudah pasti cocok seperti sabun dan sampo, kalau bisa pilih kemasan yang paling besar. Ini akan banyak mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Tentunya stop penggunaan sachet. Seperti yang sudah kita lihat buktinya, walaupun kecil sachet yang ditumpuk akan banyak dan sulit dienyahkan dari dunia ini, Fergusso. Selain itu kalau bisa pilih kemasan berbahan kaca dibandingkan plastik karena lebih mudah direcycle. Bisa juga pilih yang tidak berkemasan sama sekali (curah). Kita bisa membawa kemasan sendiri lalu mengisinya di beberapa tempat tertentu (akan kubahas di postingan lain).

3. Multipurpose
Banyak banget produk di dunia ini yang diciptakan untuk banyak manfaat. Misalnya baby oil yang bisa melembabkan serta menghapus makeup. Aloe vera gel yang bisa digunakan untuk perawatan wajah dan rambut. Dengan memilih item yang punya banyak fungsi, jumlah produk perawatan yang dipakai akan berkurang. Produk-produk ini juga biasanya bersifat lebih aman dan universal. Selain itu, tentunya akan jauh lebih ramah kantong ya bebkuuh.

4. Pilih beauty brands yang punya program recycle (daur ulang)
Setiap produk akan menyisakan sampah kemasan. Bahagianya, ada beberapa brand yang memiliki program recycle. Ini merupakan salah satu bukti bahwa perusahaan tersebut bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan dan peduli pada keberlanjutan bumi. Sebut saja The Body Shop, yang sudah terkenal dengan bahan-bahannya yang alami, cruelty free (tidak diujicobakan pada hewan), dan punya program recycle. Setiap kemasan yang dikembalikan ke store akan mendapatkan poin yang bisa kemudian ditukarkan dengan produk. 

5. Kumpulkan kemasan beauty products
Cara terakhir adalah dengan mengumpulkan kemasan beauty produk yang dihasilkan. Dengan begitu, kita dapat tahu seberapa banyak sampah yang dihasilkan, dan bisa mengambil langkah untuk menguranginya. Setelah sampah ini dikumpulkan, kita bisa datang ke bank sampah terdekat untuk didaur ulang. Jangan lupa untuk mengeluarkan isinya dan mencucinya terlebih dahulu sampai bersih.

Informasi sampah apa saja yang diterima oleh Bank Sampah (KLIK DISINI !)
Informasi alamat Bank Sampah di Bandung (KLIK DISINI !)

Gimana, siap sama-sama bertanggung jawab buat sampah beauty products kita girls ? :)

Komentar

  1. Aaaaak aku setuju banget sama ini, yuks semangat belajar less waste ya teh...

    BalasHapus
  2. Setuju banget aku sampe mikir lho apa bisa di masa mendatang brand bikin kaya pom bensin gt dan kita tinggal isi produk ke kemasan yang ada di rumah?hehehe supaya ga sayang aja kemasan kemasan produk masih banyak banet yang belum ramah lingkungan

    BalasHapus
  3. hey adekku yang super cerdas, kece euy artikelnya udah nyampe sini aja. setuju banget mi, dengan meminimalisir apa yang kita gunakan di wajah meningkatkan tingkat percaya diri kita (plus bikin wajah jd lebih sehat); buat beberapa produk tertentu, kemasan berbahan kaca juga mengurangi adanya kemungkinan reaksi antara produk dan kemasannya (kalo ga salah ye aku lupa lagi wkwk); eh iya Innisfree juga punya program recycle loh; trus kalo aku, kemasan yang masih bisa dipake ga aku buang, tapi diubah/poles-poles dikit dijadiin tempat brush misalnya, hehe

    BalasHapus
  4. Wah, keren banget nih. Iya juga ya, produk make up dan skin care itu kalo dikumpulin jadi sampah juga. Mana banyaknya langsung dibuang dan bahan2nya terbuat dari plastik. Noted deh. Semoga bisa aku praktekin tipsnya.

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah nih karna aku ga terlalu suka make up jadi aku cuma punya bedak, sunscreen, blash on, lipstik juga cuma 3 biji, eyeliner paling. Udah deh. Dan itu pun lama abisnya heheh maklum jarang dipake. Informatif banget nih info tentang Bank Sampahnya. Thanks say

    BalasHapus
  6. Setuju teh. Aku juga gak cocok sm 10 step skincare. Skg juga lagi belajar ngabisin 1 produk dl sebelum beli yg lain. Kadang suka lapar mata..

    BalasHapus
  7. bener banget harus mulai dari sekarang aku setuju banget nih

    BalasHapus
  8. bener banget teh! setuju akuuuu

    BalasHapus
  9. Wah keren banget ini artikelnya mi, aku pun yang cuma gak pake skincare super ribet kayaknya banyak numbangin sampah kemasan deh, gak kebayang deh buat yg pake 10 step skincare wkwk Intinya harus balik lagi sama kesadaran diri masing2 sih, bener gak?

    BalasHapus
  10. Wah Rahmi, aku jadi diingatkan nih. Kalau shampoo sachet aku pakai waktu traveling aja. Aku jadi aware buat ngurangin beli serum-serum sachetan :)

    BalasHapus
  11. Huwaaa jadi kepikiran ama product empties aq, mau kumpulin k bank sampah akh, mksih info ny yaa...

    BalasHapus
  12. wah aku setuju banget , bakal memikirkan untuk kulitku dipersingkat saja

    BalasHapus
  13. Astaghfirullah iya baru sadar klo sampah2 penggunaan dari beauty care kita bisa berdampak parah kedepannya.. slma ini cuman mikir sampah kprluan dapur dan rumah

    BalasHapus
  14. setuju banget mbak, aku masih produsen sampah plastik niy tapi terkait produk kecantikan siy gak banyak karena berusaha yang simple aja siy. Makasih juga info terkait bank sampahnya ya mbak :)

    BalasHapus
  15. Wah, bener nih. Harus mulai memperhatikan produk yang kita beli. Secara gak sadar ternyata sampah domestik seorang aja banyak banget ya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Salsa Hans Jebb Gel Skin Cleaner

Solusi Rambut Rontok dalam 14 Hari : Review Natur Hair Tonic Extract Gingseng & Aloe vera

Cerita Liburan ke Jogja