Tips Mengelola Keuangan untuk Freelancer



Sejak tahun 2016, aku mulai banyak cari tau tentang cara mengelola keuangan. Mulai dari cari-cari artikel dan nonton video tentang cara menabung yang benar, cari tau tentang investasi. Alasannya simpel, ga mau hasil kerjaku habis gitu aja. Makanya sejak mulai bisa menghasilkan uang sendiri, tiap bulannya pasti ada bagian yang aku tabung, walau cuma 10-20 ribu.

Alasan uang cepat habis
Banyak banget temen-temenku yang kerja di Jakarta, punya gaji 5 - 6 juta tapi ngeluh gak punya tabungan. Menurutku, ini bukan hal yang aneh lagi. Apalagi kalau lihat biaya hidup di ibukota yang memang di atas rata-rata biaya hidup di kota lain. Teman-temanku ini juga rata-rata tinggal sendiri alias nge-kos. Kebayang kan sebanyak apa doku yang harus digelontorkan tiap bulannya? Buat bayar kosan, bayar listrik, air, transport, dan tentu saja biaya makan. Kalau tidak disikapi dengan baik, gaji 5 - 6 juta di Jakarta pasti sangat pas-pasan, bisa jadi kurang. Apalagi kalau tiap makan siang sama temen-temen kantor di mall, sekali makan habis 50 - 100 ribuan. Tekor bosque :'

Itu baru kebutuhan pokok yang pasti dikeluarkan tiap bulannya. Belum lagi keinginan-keinginan yang muncul. Kita kan udah capek kerja, masa gak bisa beli barang yang kita pingin? Ya... jam tangan, baju, tas, sepatu impian lah. Belum lagi perawatan buat kaum hawa, skin-care, make-up atau biaya buat treatment di klinik. 

Jadi, yang bikin gaji kita habis begitu saja sebenarnya, lifestyle. Kita bisa bawa bekal dari rumah, tapi memilih beli makan siang di cafe. Kita bisa seduh kopi gratis kantor, memilih melipir sebelum kerja ke coffee shop. Serta pilihan-pilihan lainnya yang sebenarnya bisa kita sederhanakan, toh fungsinya sama.

Konsep Minimalis dan Manfaatnya untuk Kondisi Keuangan Pribadi
2017 akhir aku mulai tertarik dengan gaya hidup minimalis. Banyak sekali definisi gaya hidup ini. Ada yang mendefinisikannya sebagai punya barang sesedikit mungkin, makin sedikit makin happy. Ada yang terlihat punya barang yang tidak sedikit tetapi tetap mengklaim dirinya seorang minimalis. Ini semua sah-sah saja. Menurutku, tiap orang punya definisi minimalisnya masing masing. Kalau mengutip dari bukunya Marie Kondo, ia menekankan barang yang kita miliki adalah yang membawa kebahagiaan buat kita "sparkling joy".

Definisi minimalis menurutku adalah punya barang yang sesuai kebutuhan. Ambil contoh make-up. Walaupun berkecimpung di dunia beauty, jujur aku tidak sehambur itu kalau beli make-up atau skin-care. Sesimpel kalau bedak masih ada, habisin dulu. Kalau sabun cuci muka masih ada, habisin baru beli yang baru. Pakai produk-produk yang ada di rumah. Intinya jangan mubazir, beli barang yang fungsinya sama, dan kita sudah punya.

Tips mengelola keuangan untuk Freelancer
Dari tahun 2016, hitungannya diri ini freelancer ngajar di beberapa tempat. Waktu mulai kuliah lagi 2018, statusku berubah menjadi mahasiswa yang juga sambil serabutan ngajar dan dapet rejeki dari nge-blog. Uang yang masuk tiap bulannya gak menentu. Tergantung masa sekolah, kalau lagi banyak libur seperti sekarang, pemasukan juga menipis, kalau lagi tahun ajaran baru Alhamdulillah bisa nabung lebih.

Tidak seperti temen-temen lain yang di umur segini kerja di satu kantor tok, penghasilanku tuh ibarat satu ember besar yang nampung beberapa keran kecil. Kondisi yang begini membuatku kudu tricky dalam mengelola keuangan. Tentu aku pun punya wishlist, mau beli ini itu, plus tabungan buat jenjang kehidupanku selanjutnya, menikah dan berkeluarga tentunya. Ini beberapa hal yang aku lakukan buat mengatur keuangan.

Sisihkan tabungan di awal
Statusku yang masih mahasiswa sekarang membuat aku punya kewajiban bayar SPP semester yang jumlahnya sungguh luar biasanya. Setiap bulan prioritas utamaku menyisihkan tabungan untuk bantu bayaran kuliah, karena terlalu berat kalau mama bayarin kuliahku sepenuhnya. Walaupun gak nyampe setengahnya, seenggaknya bisa meringankan biaya yang ortu keluarkan tiap bulannya, ku bersyukur.

Menyisakan uang setelah semua kebutuhan terpenuhi sebenarnya bukan prinsip nabung yang tepat. Terkadang kebutuhan itu udah hampir sama keinginan, sebenarnya masih bisa kita kurangi. Jadi menurutku, penting buat punya target nabung tiap bulannya, misalnya 200 ribu, 500 ribu sampai 1 juta sesuai kemampuan dan kebutuhan.
Selain tabungan pendidikan, aku punya tabungan masa depan yang sangat konvensional alias pakai celengan, plus 2 rekening. 

Punya beberapa rekening
Ini menurutku penting dilakukan semua orang. Aku punya 2 rekening, yang satu buat pendapatan seputaran dunia konten kreator yang satu lagi pendapatan dari ngajar. Dua rekening ini juga punya tujuan yang berbeda, yang satu buat tabungan masa depan, satu lagi buat wishlist aku, mau beli kamera :)

Terus buat kebutuhan harian dari mana? 
Tempat ngajarku yang satu lagi biasanya ngasih cash, karena ngajar ke rumah jadi memang lebih fleksibel. Penghasilan dari sini yang aku pakai buat kebutuhan harian. Bersyukurnya aku tinggal di rumah ortu, jadi masalah makan, tempat tinggal, listrik semua gratis. Gajiku dipakai buat transport, pulsa, kebutuhan di kampus, beli barang selfcare, jajanin adek dan buat jajanku. Jadi buat yang sudah punya penghasilan, dan tinggal di rumah ortu bersyukurlah seharusnya kalian bisa nabung lebih banyak.

Punya catatan keuangan
Dari awal ngajar aku punya catatan keuangan sederhana. Ini pilihan sih, boleh di buku catatan ataupun di aplikasi catatan keuangan di handphone. Aku lebih suka yang ditulis tangan, entah kenapa lebih dapet aja feelnya haha Biasanya pengeluaran dan pemasukan sekecil beli gorengan pun aku catet di notes HP. Kalau udah sampai rumah aku pindahin ke catatan keuanganku. Isinya simpel banget cuma tabel 2 kolom, isinnya pemasukan dan pengeluaran. Biasanya pertengahan atau akhir bulan aku jumlahkan pengeluaran berdasarkan kategorinya. Dengan begini bakal keliatan mana pengeluaran yang sebenernya gak perlu, kita hamburnya dimana, dan bisa lebih direm buat bulan depannya.

Harus banyak bersyukur
Terakhir, harus banyak bersyukur. Dengan banyak bersyukur kita akan sadar kalau rezeki yang Allah kasih ke kita itu sesuai kebutuhan kita, gak pernah kurang. Pas dikasih banyak, memang pas perlunya banyak. Pas dikasih lebih sedikit, memang kebutuhan juga gak sebanyak biasanya kok.

Jangan lupa sedekah. Soalnya sedekah itu selain berbuat baik, ibarat mancing rezeki. Kita kasih 10 Allah kali 100, begitu seterusnya.

Tulisan ini hasil kolaborasiku dengan teteh teteh dari  Bandung Hijab Blogger. Semoga sharing pengalaman pribadi ini bermanfaat yaak..semoga rezeki kita selalu dimudahkan aamiin:)

Komentar

  1. Keren nih aku sempet katak gini juga sebelum punya penghasilan tetap bisa jadi referensi buat temen-temen yang masih sekolah atau baru lulus juga nih

    BalasHapus
  2. Yang terakhir adalah yang paling penting : bersyukur. Kalau udah bersyukur sedikit banyak terasa nikmat. Konsep hidup minimalis aku juga suka 🖤

    BalasHapus
  3. Yes betul.. Berapapun nominalnya, jangan lupa bersyukur dan bersedekah yaa

    BalasHapus
  4. Bersyukur paling penting sih, mau seberapapun dapetnya kalau ga bersyukur suka aja merasa masih kurang :(

    BalasHapus
  5. Berapapun nominalnya, kalau disyukuri dan dikelola dengan baik pasti cukup & berkah yaa :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Salsa Hans Jebb Gel Skin Cleaner

Solusi Rambut Rontok dalam 14 Hari : Review Natur Hair Tonic Extract Gingseng & Aloe vera

Cerita Liburan ke Jogja