Unsplash : Luca Laurence
Barang/materi
bergerak dalam sebuah sistem yang disebut material economy, dimulai dari ekstraksi,
produksi, distribusi, konsumsi dan pembuangan. Namun, ini bukan cerita
seutuhnya dari sebuah barang, dari mana barang tersebut berasal dan kemana
berakhirnya barang.
Sistem
tersebut merupakan sistem linear yang padahal tidak mungkin terjadi di planet
yang terbatas ini. Ada banyak hal yang tidak terbahas seperti kondisi sosial,
budaya, ekonomi, lingkungan dan benturan dengan limit (batas kemampuan). Hal
terpenting yang dilupakan adalah adanya manusia pada sistem ini.
Ada
manusia-manusia yang memiliki tanggung jawab lebih pada rakyat, yaitu pemerintah. Namun, pada kenyataannya korporat/perusahaan malah tumbuh lebih besar daripada pemerintah, sehingga pemerintah kurang memiliki kuasa atau
kendali atas berjalannya sistem dan malah menguntungkan perusahaan bukan rakyat
dan buminya.
Dapat
kita lihat bahwa terjadi ekploitasi yang berlebihan pada sumber daya alam.
Manusia menambang, mengangkut dan membuang smapah terlalu banyak. Hal ini
menyebabkan sumber daya alam menjadi habis, hanya tinggal tersisa 1/3 nya. Bisa
dilihat pada contoh kasus di Amerika, masyarakatnya hanya 5 % dari populasi
bumi namun, menggunakan hampir 30 % dari sumber daya yang dimiliki bumi. Hal
ini melebihi kapasitas yang mampu diberikan oleh bumi. Sumber daya alam banyak
dinikmati oleh orang di luar yang tinggal jauh dengan sumber daya alam.
Dalam
proses produksi, kita mengunakan energi untuk menggabungkan antara sumber daya alam
dengan bahan-bahan toksik. Ada 100.000 lebih bahan kimia sintetik yang
digunakan saat ini dan hanya sedikit yang baru diuji aman bagi tubuh. Sementara
sisanya selalu bersentuhan dengan kita. Sebagai contoh, Brominated Flame
Retardants membuat sesuatu menjadi tahan dibakar namun bahan ini sangat
berbahaya bagi otak yang digunakan pada komputer, bahkan sampe ke bantal. Bahan-bahan
berbahaya tersebut akan terkontaminasi di tubuh. Salah satu yang paling banyak
menyimpan kontaminan ini adalah ASI yang seharusnya merupakan sesuatu yang aman
dan sacral bagi generasi paling muda di bumi.
Selain
itu, dalam proses produksi ini ada perempuan dengan umur produktif yang mau
tidak mau bergabung dalam sebuah sistem yang berhubungan dengan bahan toksik.
Dapat dikatakan mereka merupakan orang-orang yang tidak mempunyai pilihan. Sama
seperti orang-orang desa atau masyarakat adat yang dekat dengan alam yang
lingkungan sekitarnya dieksploitasi oleh orang luar yang akhirnya pindah ke kota
untuk mencari pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut akan berbahaya baginya. Toxic
in toxic out, semakin banyak bahan bahan berbahaya yang masuk semakin
banyak pula bahan berbahaya yang dikeluarkan. Limbah ini tak jarang dibuang ke laut.
Selanjutnya
pada tahap ditribusi, barang dibiarkan berjalan dengan cepat, dengan harga yang
rendah. Harga rendah didapatkan karena perusahaan tidak menggaji pegawai dengan
baik, ini disebut sebagai externalize cost yang tidak terhitung pada
harga suatu barang. Seperti contohnya bagaimana harga radio dapat begitu murah
sementara bahan-bahannya didapatkan dari berbagai negara yang berbeda. Setelah
disadari sebenarnya bukan kostumer lah yang membayar harga dari suatu barang.
Ada orang-orang di sekitar hutan yang kehilangan hutannya, ada pekerja pabrik
yang harus berhadapan dengan kanker dan asma karena gas yang berbahaya. Hal
tersebut yang dimaksudkan oleh perusahaan dengan mengeksternalisasi biaya.
Kemudian
hal inilah yang paling penting, jarak antara distribusi dan konsumsi. Pola
konsumsi dan kegiatan berbelanja. Ketika kita terus berbelanja, kita membiarkan
sistem tersebut terus berjalan tiada henti, kita ikut ada dalam sistem tersebut
berkontribusi pada kerusakan dan ketidakadilan yang terjadi. Barang-barang yang
menumpuk ini akan terus mengalir dan berakhir menjadi sampah. Semua ini telah
didesain, untuk meningkatkan ekonomi orang-orang didesain untuk konsumtif
selalu memberi barang, menganti barang baru, membuangnya dengan kecepatan yang
tinggi. Victor Lebow menyebutkan untuk meningkatkan ekonomi banyak barang yang
diciptakan untuk mudah rusak (planned obsolescence). Ada pula yang diciptakan seolah-olah
telah tidak layak dengan mendesain perubahan penampilannya dan adanya tren yang
memaksa kita untuk membeli barang sesuai perkembangan tren (perceive
obsolescence). Hal ini dipengaruhi iklan dan media, yang menyebabkan kita tidak
bahagia dan cara menyelamatkannya dengan merasa harus berbelanja.
Sayangnya,
setelah dilakukan studi di Amerika ternyata banyaknya barang yang dimiliki
tidak berbanding lurus dengan kebahagiaan. Punya banyak barang membuat kita
kehabisan waktu untuk berinteraksi dengan keluarga, orang tercinta, teman.
Banyak dari masyarakat terutama di US menghabiskan waktu luang dnegan nonton TV
dan berbelanja. Kemudian, manusia harus bekerja lebih keras untuk memenuhi gaya
hidupnya, semakin banyak barang yang dibeli, menumpuk, bekerja keras lagi begitu
seterusnya.
Kemudian,
barang barang ini akan menumpuk ke tempat pembuangan TPA atau TPS. Menjadi
timbunan di landfill atau harus dibakar menggunakan insenerator. Hal ini akan
menimbulkan pencemaran air, udara, tanah dan merubah iklim. Ketika sampah
dibakar, bahan-bahan toksik saat proses produksi akan keluar ke udara, ditambah
dengan bahan berbahaya yaitu Dioxin. Tentunya kita harus menghentikan proses
pembakaran ini.
Kemudian
apa yang harus dilakukan ? Apakah daur ulang membantu? Ya, daur ulang membantu,
namun daur ulang saja tidak pernah cukup. Beberapa alasan diantaranya pertama,
sampah yang keluar dari rumah semua orang akan sangat banyak bila harus
seluruhnya di daur ulang ini tidak menyelesaikan masalah. Kedua, beberapa
sampah benar-benar tidak dapat didaur ulang sebagai contoh beberapa kemasan
dengan beberapa layer yaitu kotak jus yang terdiri dari lapisan metal kertas
dan plastik.
Kabar baiknya ada
orang-orang bertanggung jawab di setiap prosesnya. Ada orang-orang yang menjaga
hutan, melakukan clean production, menjunjung keadilan pekerja, consumer yang
berkesadaran dan tidak mendukung insenerator, dan yang paling penting adalah
pemerintah. Jika semuanya mau bergerak kita dapat mengubah sistem linear ini
menjadi sistem yang circular, sistem yang tidak membuang-buang sumber daya
maupun orang. Hal-hal seperti zero
waste, close loop production, renewable energy yang dapat memaksimalkan usaha
ini
Tonton Video The Story of Stuff disini !! <3
Have a Nica Day :)
Tonton Video The Story of Stuff disini !! <3
Have a Nica Day :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar