An Empty Space

Terkadang aku merasa adanya blog ini jadi jauh dari apa yang menjadi tujuanku dulu. Beberapa bulan ini aku menulis ketika ada permintaan saja untuk menulis, bukan dari keinginan hatiku untuk menulis. Ini juga mungkin karena aku membiasakan diri untuk tidak share hal-hal yang bersifat pribadi ke sosial media. Namun, mungkin blog ini perlu aku buat lebih personal, supaya segala beban dalam jiwa ini luruh bersama tiap kata yang keluar. 

Sebulan terkahir aku merasakan hal yang aneh dalam diri ini, terutama seletah pulang dari kampung halaman. Yap, kami secara tiba-tiba harus pulang ke Bukittinggi karena kondisi nenek yang drop lagi. Disana rasanya aku cukup bisa tetap melakukan pekerjaanku dengan baik, walaupun seminggu sebelum berangkat kondisi badan sempat gak karuan efek post-vaksin. Kerjaanku di Bukittinggi, hanya meeting mengerjakan tugas kantir, sedikit membantu pekerjaan rumah dan bertemu keluarga. Cukup lama, aku dan mama disana, 2 minggu. Setelah sampai di Bandung kembali, beberapa hari rasanya lelah sekali. Aku belum bisa bekerja dengan efektif di beberapa hari setelah kedatanganku di Bandung. 

Namun, seiring berjalannya waktu rasa lelah itu rasanya tidak mau pergi. Aku terus bertanya "masa sih masih efek jetlag?", menurutku terlalu lama. Seminggu, dua minggu rasanya sama. Mungkin satu kata yang bisa menggambarkan kondisiku saat ini. Hampa.

Rasanya setiap bangun di pagi hari, aku tidak punya ambisi atau semangat untuk mengerjar sesuatu. Datar. Demotivasi. Hari-hari kujalani dengan mengerjakan pekerjaanku, itu pun harus pula memaksa diri. Sulit sekali fokus. Aku merasa terlalu banyak yang aku konsumsi, social media, cepat bergantian di otakku. Berlama-lama di depan layar handphone berdalih bosan. Aku merasakan kebosanan yang sangat. Terlalu banyak melihat keluar membuatku merasa selalu kurang dari orang lain. Mendambakan apa yang orang lain miliki dan belum datang kepadaku. Sungguh sulit ya di saat-saat seperti ini. Aku merasa sulit mengendalikan diri, dan otakku untuk hanya melakukan apa saja yang penting dan membatasi yang tidak penting.  

Belum lagi kekhawatiran tentang masa depan. Banyak sekali. Teman-teman yang sudah menikah, memiliki anak, punya pekerjaan yang stable, sudah punya rumah, punya kendaraan sendiri, hangout dengan teman-temannnya di tiap weekend. Padahal aku hanya melihat apa yang diperlihatkan saja, banyak hal yang tidak aku ketahui. Iya, aku sedang mencari pelarian, dan terjebak dalam dunia orang lain. Sementara, diriku sendiri aku tinggalkan. Aku menjadi lebih sensitif, mudah nangis dan merasa sendirian. Namun, aku tidak ingin berlama-lama. Sebuat video yang kutonton di tiktok bilang, yang membuat kita khawatir adalah karena kita berada di masa depan, sedangkan yang membuat kita depresi adalah ketika kita selalu melihat masa lalu. Kita lupa untuk berada di saat ini, hari ini dan menikmati hidup kita yang kita punya sekarang.

Kita mungkin belum bertemu jodoh kita, tapi masih diberi kesempatan untuk lebih banyak waktu dengan orang tua. Kita mungkin belum mendapat pekerjaan yang kita mau, tapi kita bisa belajar dari apa yang kita jalani sekarang bahwa butuh waktu untuk mendapatkan yang terbaik. Kita mungkin belum punya rumah atau mobil sendiri, tapi kita masih punya kamar dan kasur yang empuk untuk beristirahat untuk kembali menyambut masa depan kita. Kita mungkin tidak punya banyak teman untuk ditemui saat weekend tapi kita punya adik atau kakak tempat kita bertukar pikiran. Kadang, kita perlu melihat apa yang tidak orang lain miliki tapi kita miliki, untuk merasa lebih baik. Menurutku, itu sah-sah saja asal kita simpan untuk diri kita sendiri, tidak disampaikan kepada orang lain. 

Jujur aku gak tau tulisan ini mau dibawa kemana, maaf ya kalau pusing bacanya. Kadang ketika menulis, aku bisa mencoba mengurai benang kusut di kepala dan merasa lebih baik. 

Itu saja, mungkin aku akan banyak menulis hal-hal personal disini. Tidak apa kalau kamu membacanya, mungkin kita bisa saling bertukar pikiran dan tidak merasa sendirian lagi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Salsa Hans Jebb Gel Skin Cleaner

Cerita Liburan ke Jogja

Solusi Rambut Rontok dalam 14 Hari : Review Natur Hair Tonic Extract Gingseng & Aloe vera