Sabtu, 27 Oktober 2018

Mulai Menulis di Blog ? Siapa takut !


Terlalu dini rasanya buatku merayakan hari blogger nasional. Baru tujuh bulan, terhitung sejak membuat akun blogger. Dalam tulisan terdahulu pernah sedikit cerita tentang perjalanan menulis, mungkin disini akan kuceritakan kembali  lebih rinci awal cerita menulisku.

Punya mimpi jadi seorang penulis dan menerbitkan buku, aku memulai menulis di media online dengan membuka akun Tumblr. Yap, layar biru langit itu yang mengawali perjalanan menulisku, kanvas ide-ideku. Akun itu isinya puisi dan prosa. Semuanya demi mengatasi segala kegelisahan hati dan pikiran dalam hidup. Entah mengapa, setelah menulis hati selalu lebih tenang, mungkin solusi konkretnya belum ditemukan tapi beban itu seperti luluh lantah. Itu yang kusuka dari menulis di Tumblr. Penduduknya yang lain juga rata-rata melakukan hal yang sama, bertanya tentang diri mereka, kemudian menemukan dirinya dan saling menyapa. Banyak pemikiran-pemikiran mendalam yang kutemui dari orang-orang di Tumblr. 

Tahun 2014, aku bertemu nyata dengan teman-teman Tumblr. Teman-teman yang selama ini hanya saling menyapa di dunia maya. Kami berbincang hal-hal yang menarik dan dalam, dan semua orang di sudut meja rasanya jadi satu frekuensi. Bahkan saya bertemu banyak sekali orang baru disana. Banyak pula diantaranya yang sudah menjelma jadi penulis betulan, menerbitkan bukunya sendiri sekarang. Sebut saja Brian Krisna @mbeeer , Bang Iid @iidmhd , Teh Novie @novieocktavia , dan the last si Fikri @miftahulfk teman saya waktu SMA. Juga mengantarkanku bertemu idola di tumblr, yes Masgun @kurniawangunadi di pertemuan Tumblr lainnya.
 
Tahun 2014 adalah tahun ter-rajin aku mengisi akun ini. Katanya kita jadi puitis saat sedang patah hati kan? Yap, pada tahun itu hati sedang patah, sepatah-patahnya. Namun, perjalanan di Tumblr tidak begitu mulus. 2015-2016 sudah sibuk dengan tugas akhir, layar ini sudah jarang diisi. Hanya sesekali ditulis pikiran-pikiran sesaat. Padahal aku rindu menulis.

Setelah lulus, 2016 akhir diri ini bertekad serius mengisi tumblr lagi. Belum lagi proyek menulis 30 hari di Instagram yang kuikuti di awal tahun 2017, membuat semangat menulis kembali tersulut. Pada Februari 2018 ada kabar buruk. Tumblr diblokir oleh Kemenkominfo di Indonesia. Para petinggi tumblr di Indonesia mencoba membujuk pemerintah supaya kami para penduduk tumblr bisa kembali berkelana dengan liar disana. Memang konten pornografi di tumblr tidak sulit ditemui, tapi konten-kontek baik lainnya lebih banyak yang dapat ditemui. Sulit aku temui platform dimana kita bisa saling berbagi pikiran sedalam dan sebebas disana. Namun, disisi lain ya itulah yang terjadi. Tidak ingin berhenti di jalan aku mencoba menemukan platform baru yang lebih luas.

Sebelum tumbr diblokir aku menulis di intagram. Namun, sadar tulisanku kurang begitu tereksplor disana mungkin karena pikir basic instagram sesungguhnya adalah foto, bukan tulisan. Pindah ke medium, entah kenapa merasa belum terlalu cocok. Akhirnya April 2018, kumenemukan komunitas ini, Bandung Hijab Blogger dan sangat bersyukur. Disinilah awal mula perjalananku menjadi seorang blogger. Tidak hanya mengisi akun blogspot saja, banyak manfaat lain yang didapat. Mulai dari bisa ambil andil dalam acara-acara yang menarik dengan segala keuntungannya, sampai kenal dengan orang-orang baru. Orang-orang yang punya pengalaman dan ilmu yang juga senang untuk berbagi. 

Sebelumnya, tak pernah terpikir buatku membuka akun blogspot. Di zaman dimana instagram dan youtube begitu mendominasi, ternyata wadah ini masih tetap awet dan punya peranan yang penting. Dari segi dokumentasi, website ini menjadi jurnal pribadi yang menggambarkan perjalananku berdasarkan waktu. Disni juga dapat terlihat sejauh mana perkembangan menulisku bulan ke bulan, mudah untuk dikontrol. Banyak juga konten yang bisa dieksplor, dikelompokkan dan ini memudahkan dalam menikmatinya.

Di sisi lain, banyak sekali industri yang mempercayakan blogger sebagai parter kerjasama terutama dalam bidang marketing. Aku baru sadar, saat akan membeli suatu produk terbiasa melihat reviewnya dahulu untuk akhirnya memilih produk apa yang akan dibeli. Siapa yang berjasa akan hal ini? Tentulah para blogger. Menulis di blog itu seperti investasi kebaikan, yang akan terus diakses orang dan membantu mereka dalam mempertimbangkan sesuatu. Secara tidak langsung para blogger sudah membantu banyak orang. Selain itu, dengan terbiasa menulis aku juga bisa punya kesempatan dan melatih diri menulis di portal online lain, menjadi content writer.

Aku merasa perjalanan menulisku di blog akan menjadi perjalanan yang panjang dan akan terus berkembang. Aku sangat menikmati aktivitas menulis ini, apalagi dibantu dengan dukungan dari teman-teman dari komunitas blogger, yang sama-sama berkarya di platform ini dari berbagai kalangan. Ceritaku baru setitik, masih banyak cerita panjang kelak akan diceritakan tentang dunia menulis di masa depan.
Sekali lagi, selamat merayakan hari ini, Blogger. Terima kasih membuatku selalu menulis. Terus berkarya, terus bermanfaat.

Tulisan ini adalah kolaborasi dalam memperingati Hari Blogger Nasional 2018, bersama komunitasku Bandung Hijab Blogger. Teman-teman boleh cek cerita temanku, Nisa tentang perjalanan menulisnya.
Dari tulisan ini, teman-teman juga bisa ikut menebar kebaikan dengan menyisihkan sebagaian rezeki untuk teman-teman kita di Pali, Donggala dan Sigi. Semoga berkah.



Senin, 15 Oktober 2018

Wanita Inspirasiku dalam Dunia Tulis Menulis

“Pada akhirnya tidak ada yang bisa memaksa. Tidak juga janji atau kesetiaan. Tidak ada. Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apapun, oleh siapapun” - Perahu Kertas, Dewi Lestari


Itu salah satu kutipan terbaik dari novel favoritku ”Perahu Kertas”. Sejujurnya, aku baru baca bukunya setelah nonton filmya, tahun 2012. Salah satu film yang pengadaptasiannya tidak begitu jauh dari apa yang ditulis di buku. Novel ini pula yang membuatku jatuh hati sama penulisnya, yap Ibu Suri, Dee Lestari.

Dari sekian banyak buku yang ia rilis, terutama edisi Supernova, novel Perahu kertas (PK) dan kumpulan cerpen Filosopi Kopi yang jadi juaranya. Kemungkinan karena memang ini otak gak nyampe sama cerita Supernova yang rada-rada anti mainstream.
 
PK menurutku adalah tulisan paling ringan dan nge-pop yang perah Dee tulis. Entah mengapa tulisan ini relate banget sama kasus banyak sekali anak muda di Indonesia terutama terkait perjuangan menjadikan passion sebagai kariernya. Kugy yang dalam cerita dikisahkan sebagai seorang remaja periang yang jago dongeng, toh tidak bisa langsung menjalani mimpinya sebagai seorang penulis cerita. Keenan dengan bakat lukisnya, malah harus bergelut dengan dunia bisnis karena tuntutan keluarga. Ceritanya sangat realistis. Kadang memang untuk mencapai impian, jalan yang terbentang tidak semulus itu. Belum lagi balutan bumbu-bumbu cinta mereka, saling melengkapi dalam menemukan dan memperjuangkan visi.





Karakter tokoh-tokoh di dalamnya yang begitu kuat membuat pembaca masuk ke dalam cerita. Kalau baca buku PK, rasanya ngerti banget apa yang Kugy rasa. Mba Dee, menurutku memang sangat serius menggodog cerita dan membuat karakter-karakternya. Gak salah kalau banyak bukunya best seller, dan jadi salah satu penulis wanita papan atas di Indonesia. Belum lagi tokoh-tokoh ini diperankan oleh Maudy Ayunda dan Adipati Dolken yang sangat tepat, jadi sempurna aja gitu visualisasi ceritanya.

PK adalah salah satu novel yang berperan besar bagiku untuk tetap meperjuangkan mimpi dari SMP menjadi penulis dan merilis buku. Tentu, Ibu Suri sebagai Empunya bertanggung jawab atas ini semua. Beliau jadi salah satu inspirasiku di bidang kepenulisan.  Kalau teman-teman pernah baca tulisanku tentang Visualboard, foto beliau yang mamprang disana sebagai tokoh  penyemangatku untuk terus menulis.

Sumber : Hipwee
Wanita kelahiran Bandung, 20 Januari 1976 ini lebih dulu aktif dalam dunia tarik suara bersama grupnya Rida Sita Dewi (RSD). Tentu sudah banyak lagu-lagu yang beliau tulis. Sudah mencintai dunia sastra sejak sekolah, telah banyak karya yang dilahirkan dari mulai cerita bersambung sampai novel-novelnya yang kini masih awet dicetak terus menerus.

Rasanya senang sekali kalau lihat video cerita perjalanan menulis beliau di Youtube atau televisi. Selalu terbayang berbulan-bulan yang dia lalui untuk menghasilkan tiap-tiap karyanya. Duduk menyendiri di salah satu sudut café favoritnya di Jakarta. Mindmap cerita yang dia buat di satu lembar karton besar. Kagum banget sama proses menulis beliau. Keliatan keren dan seriusnya seorang penulis.

Menonton film dari novelnya atau membaca novelnya langsung punya sensasi yang berbeda. Aku sudah baca PK lima kali tanpa bosan. Kalau tiba-tiba kangen sama cerita Kugy&Keenan, aku bakal buka lagi novelnya. Mbak Dee memang punya irama yang rapi dalam penulisan karyanya ini. Perasaan kita ikut terkuras oleh naik turunnya senang sedihnya cerita. Imajinasinya yang liar membuat perasaan dan visualisasi yang tergambar saat membaca berbeda dengan apa yang difilmkan.

Buku favoritku lainnya karya Dewi Lestari adalah kumpulan cerita dan prosa Filosopi Kopi (FK). Kalau teman-teman belum baca bukunya, sebetulnya cerita di dalamnya bukan Filosopi Kopi saja (yang kemudian di filmkan). FK adalah cerita terpanjang di buku itu, tapi masih banyak cerita menarik lain di dalamnya. Yang paling membekas di pikiran saya cerita dengan judul Rico De Coro. Cerita tentang Kecoak yang jatuh cinta pada anak manusia. Keluarga mereka yang saling membenci, jelaslah mana ada manusia yang suka dengan kehadiran sekelompok kecoak. Pastilah dibasmi.  Namun, Rico tetap mencintai anak manusia ini. Ceritanya unik karena mengambil sudut pandang seorang kecoak tapi tetap sarat makna, ya ini mungkin perwujudan dari kalimat cinta dalam diam.

Dewi Lestari lewat tutur ceritanya yang indah banyak mengajarkanku tentang kehidupan. Terutama tentang bagaimana untuk terus memperjuangkan mimpimu, walau jalan menujunya berliku dan tentang hati yang memang bukan memilih, tapi dipilih.
#aiiisshh

Yang fansnya Ibu Suri juga, yuk komen di bawah.

Selanjutnya, ada Stephenie Meyer.

Sumber : Geekynews
Tau film Twillight Saga? 
Aku baca novelnya jauh sebelum filmya muncul malah gak nyangka ini novel akan difilmkan. Tepatnya 2009, kelas VII alias 1 SMP. Semuda itu bacanya novel ginian #plak. Aku dikenalkan judul ini oleh sahabatku pindahan dari Australia yang memang Bibliophile banget dan doyan baca novel luar. Ini adalah novel pertama yang aku baca,  yang akhirnya membuatku memutuskan suatu saat pingin menerbitkan buku. Tetralogi Twillight ini punya jumlah halaman yang cukup tebal 500-1000. Pada saat itu bangga aja gitu bisa selesaiin buku-buku setebal kamus ini. 

Seperti yang teman-teman tahu, film Twillight tentang kisah cinta manusia, Vampire dan Werewolf ini memang agak "dewasa". Tapi, kalau teman-teman baca bukunya, Stephenie bisa membungkus adegan-adegan itu dengan bahasa yang cukup halus, jauh dari kata fulgar. Selain itu, cara dia mengambarkan situasi sekitar membuat rasanya kayak memang lagi ada di Folks, kota mereka. 


Aku sekeluarga memang pecinta sastra. Walaupun keinginan buat jadi novelis lama-lama berubah, jadi penulis non-fiksi, selalu menyegarkan untuk membaca karya sastra. Darah kecintaan ini kemungkinan besar diturunkan dari mama yang memang juga suka puisi dan suka nyanyi. Bakat ini mengalir di darahku dan adek, yang juga suka sastra dan nyanyi, pokonya all abot arts. Malah kadang suka kaget kalau adek laki satu-satunya bikin caption di socmednya, atau bikin tugas mengarang, kok bisa sepuitis itu yak doi ? ckck
Mama juga seperti emak-emak di jaman millenial ini, sangat aktif di sosial media Facebook. Gak jarang mama bikin puisi, atau prosa-prosa mini disertai gambar disana. Teman facebooknya juga udah banyak banget, lebih dari 3000. Kalau di IG mungkin dah jadi selebgram mheheh

Tulisan ini adalah kolaborasiku dengan teman-teman Bandung Hijab Blogger lho!!  Cek tulisan The Revina yuk :)

Sabtu, 13 Oktober 2018

Menspad Review : Memang tahan bocor ?


Wacana membeli menspad sebetulnya sudah digadang-gadang sejak awal tahun 2018, saat mulai berniat mengurangi sampah pribadi. Ternyata realisasinya baru terjadi bulan September. Sebulumnya menspad itu apa sih ?


Menspad atau menstrual pad adalah pembalut yang terbuat dari kain. Pembalut ini dapat dicuci dan dipakai berulang kali. Biasanya bagian bawahnya dilapisi dengan bahan anti bocor, yang akan menahan 


Kenapa harus pakai menspad ?

Pembalut wanita merupakan salah satu benda yang sulit untuk di daur ulang. Ini karena lapisannya yang banyak dan kompleks sehingga dalam proses recycling akan sangat sulit memisahkan komponen-komponen di dalamnya. Sama halnya dengan popok. Itupun kalau kita niat memisahkannya dan memberikan pada tempat daur ulang. Kalau dibuang ke tempat sampah? ya sama seperti sampah plastik lainnya, akan bertahan sekian ratus tahun di alam.

Menspad yang kubeli merknya Azza, salah satu merk terbanyak dan terrmurah di Shopee. Setelah dua hari menspad sampai di rumah, kebetulan masuk waktu haidku. Gak lupa menspadnya dicuci dahulu dengan sabun cair. Cukup bersihkan dengan tangan saja, tanpa mesin cuci, tanpa sikat biar gak berbulu. Pada percobaan pertama, aku sengaja masih pula menggunakan pembalut regulerku. Penasaran dengan daya tahannya, aku pakai menspad ini pada malam hari.

Sumber : Bukalapak
Setelah update tentang ini di instagram banyak sekali yang tanya,
“ Emang tahan bocor mi? Darah haid aku banyak banget soalnya.”
 .
Pada kasusku, darah haid yang keluar tergolong tidak terlalu banyak. Pada kondisi “banyak-banyaknya” ini aku mengganti pembalut 4-5 jam sekali. Volume terbanyak biasanya hari pertama dan kedua. Sementara hari ketiga-ketujuh, aku berganti pembalut sekitar 6-7 jam sekali (3 kali/hari), se-sedikit itu. Saat mencoba menspad pada malam hari sekitar 5-6 jam, Alhamdulillah doi kuat menampung darah darahku. Menspadku yang 30 cm cuma terisi sekitar setengahnya.

Teman-teman yang bercerita padaku, banyak yang punya kasus darah haid super banyak. Paling banyak, bisa ganti pembalut yang panjang, 2 jam sekali. Wadaw. Bisa gak sih teman-teman yang punya kasus seperti ini pakai menspad juga ? Bisa banget, dengan beberapa syarat:
- Lebih aman pakai saat sedang di rumah, atau saat malam hari
- Kalaupun mau bener-bener ganti menstrual pad semua, harus effort buat cuci pembalutnya di toilet kantor misalnya dan bawa wetbag sendiri untuk menyimpan si menspad yang sudah dicuci.

Sumber: Menspad.org
Apa saja sih kekurangan dan kelebihan yang yang kamu dapat dari penggunaan menstrual pad ?

(+) Plus
+ Jauh lebih hemat
Kalau kamu bisa menghabisakan sekitar 20 ribu tiap bulannya, berarti kamu mengeluarkan 240 ribu setiap bulannya. Dengan harga yang sama, kamu bisa mendapatkan 10 menstrual pad kulitas tinggi, yang akan awet dipakai untuk 5 tahun mendatang. Waaaaw.. Lumayan kan kalau 20 rb tiap bulannya kamu simpan untuk keinginanmu yang lain. 

+ Lebih Ramah Lingkungan
Sampah kita adalah tanggung jawab kita. Dengan mengganti pembalutmu menjadi pembalut kain, artinya kamu sudah jadi wanita yang lebih bijak. Menyertakan tidak hanya kepentinganmu dalam menentukan sesuatu, tapi juga dampak yang akan dihasilkan dari apa yang kamu pilih. Ini juga artinya kamu menghargai dan memperjuangkan masa depan anak-anakmu kelak, karena bagaimanapun kesehatan dan ketahanan bumi, tergantung bagaimana generasi sekarang memperlakukannya. 

+ Jauh Lebih Sehat
Masih ingat dengan ditemukannya klorin pada beberapa merk pembalut di Indonesia. Jumlah tertinggi ditemukan pada salah satu merk yang terkenal loh hohoho
Klorin dapat ditemukan dalam bentuk cair atau gas. Biasanya unsur kimia ini digunakan sebagai pemutih dalam pembuatan kertas, pembuatan pestisida, karet dan pelarut. Klorin ini dapat mempengaruhi kesehatan dengan menimbulkan iritasi pada mata, kulit dan saluran pernafasan. Apabila terdapat dalam pembalut, klorin dapat menyebabkan gatal-gatal, iritasi, keputihan sampai kanker.

Dari pengalaman pribadi, saat hari-hari terakhir dimana darah haid yang keluar sudah minim, tapi tetap merasa kudu pakai pembalut, kulitku sering gatal-gatal. Mungkin ini juga dalah satu efek dari zat kimia entah itu klorin atau bahan lainnya.

Setelah tanya sama mama, doi pun baru pakai softex mulai SMA. Artinya pembalut muncul sekitar tahun 80an. Sebelumnya, ketika datang bulan mama dan nenek kita hanya pakai kain tebal atau handuk saja. Ini terbukti bahwa sebetulnya kain pun cukup untuk menyerap darah haid.

(-) Minus
Setelah pemakaian menspad ini ada beberapa konsekuensi yang harus diterima :
- Harus rajin nyuci
Konsekuensinya kita memang harus rajin nyuci hehe Tapi jangan kahawatir ada kabar baik. Menurutku, menspad ini sangat mudah dicuci. Bahan dasarnya yang merupakan kain, membuat darahnya terperangkap di serat seratnya yang kecil. Namun, ketika dibersihkan sangat mudah hilang. Perlu digosok sedikit dengan sabun cair, untuk memastikan darah hilang sampai ke bagian dalam plus biar wangi aja gitu kan.  Malah menurutku, pembalut biasa lebih sulit untuk dibikin bersih banget sampai gak ada bercak darah.
- Agak lama kering
Butuh paparan sinar matahari langsung untuk membuat menspad ini kering. Kalau cuma di-angin angin saja, butuh waktu seharian sampai kering. Jadi memang kalau mau hijrah menyeluruh ke menspad ini harus sedia cukup banyak, at least buat besoknya udah ready yang kering. Aku belum coba keringin di mesin pengering sih hehe mungkin ada yang mau coba?                
- Agak ganjel
Kemarin menspad yang aku beli adalah ukuran terbesar alias 30 cm (night series). Tebalnya hampir 0,7 cm, jadi lumayan ganjel kalau lagi duduk. Tapi kalau day series dan pantyliner-nya gak setebal itu sih. Dan lagi banyak merk lain yang harganya lebih mahal, dan biasanya lebih tipis tapi daya serapnya makin oke, nah itu bisa jadi pilihanmu.


Tips memilih menspad
Kenali volume darah haidmu
Dengan begini kamu akan tahu seri apa yang kamu butuhkan apakah perlu night, day, pantyliner, atau kamu butuh punya semuanya. Volume darahmu juga menentukan berapa jam sekali harus ganti, berapa jumlah pembalut yang kamu butuhkan dalam sehari. Untuk percobaan pertama, bisa dipadukan dengan pemakaian pembalut biasa dahulu.

Pilih sesuai budget
Kalau kamu punya budget lebih, membeli menspad yang kualitas premium akan semakin baik. Selain daya serap dan kenyamanannya, kualitas yang bagus tentu akan bertahan dalam waktu yang lebih lama pula tentunya dengan perawatan optimal.

Sumber : Today Trendy 4U
Buat teman-teman yang sudah menikah, aku sarankan pakai Menstrual Cup sih. Ini jauh lebih higienis dan simple, plus no ribet cuci-cuci. Bahas menstrual cup- nya nanti ya kalau aku udah nikah dan udah cobain produknya.muehehe Walaupun katanya menstrual cup ini aman digunakan untuk perawan, tapi buat kita orang Asia tetap saja memasukkan sesuatu benda asing ke bagian intim tentu agak tidak biasa ka:)
Jadi, mulailah dari menspad yang lebih aman.
Sekian tips dariku, semoga kamu mulai teracuni memilih menggunakan menspad yaa


Semoga bermanfaat,
Hugs