Senin, 21 Januari 2019

Menjadi Blogger : Semakin Dekat dengan Mimpiku

Masih mau jadi penulis?
Pertanyaan menohok itulah yang ibuku sampaikan waktu lagi ramai-ramainya Tere Liye gak akan produksi buku karena pajak penulis yang aduhay mak tinggi kali. Nominalnya mengalahkan dosen, dokter, bahkan wirasawasta yang pemasukannya bisa infinit. Katanya, ini karena penghasilan penulis dihitungnya sebagai royalti. Apapun itu, rasanya pekerjaan sebagai penulis terlihat jadi kurang seksi dan mapan di mata masyarakat.
Entah mengapa daku yang keras kepala ini tetap keukeuh mau jadi penulis. Sejak zaman SMA, aku selalu punya mimpi pingin punya buku yang ada namaku di cover, yang dipajang di rak Best Seller- nya Gramedia. Aamiin :)
Sebelumnya aku sudah pernah menerbitkan buku antologi tahun 2013 bersama 20 orang lainnya, dengan judul Sepotong Episode. Ceritanya tentang perjunganku masuk kuliah. Namun, rasanya pasti beda kalau namanya tunggal, hanya aku seorang.

Memulai dari penulis cuhat
Segala mimpiku dimulai dari Tumblr. Yap, sebuah situs miniblog yang isinya orang curhat. Tak jarang lelaki dan perempuan ini kemudian saling kasih love, repost, kirim pesan, berlanjut sampai saling kirim perasaan. Tulisan di tumblr didominasi oleh puisi, prosa, terkadang cerpen, banyak juga quotes.
 
Tumblr itu menurutku situs yang paling bebas, ramah dan adem. Bebas karena kamu bisa mengeluarkan segala beban di kepala dan hatimu tanpa takut dibully. Ramah karena kamu akan ketemu teman lain yang punya cerita sama, kemudian kalian saling memahami. Adem karena gak ada hate comments kayak di instagram atau youtube. Dibalik segala kontroversi karena banyaknya akun prono yang beredar, banyak penulis yang lahir dari sana. Sebut saja Kurniawan Gunadi, yang sukses menghasilkan buku-buku indie yang pre-ordernya selalu laris manis sampai ke negeri sebrang.
Beberapa tahun terakhir penulis-penulis dari Tumblr juga bermunculan, menelurkan karya-karyanya dibawah naungan penerbit major seperti Syahid Ramadan, Brian Khrisna, dan Hujan Mimpi.

Tahun 2014 hatiku sedang patah, belah, pecah berkeping-keping. Harus menerima hubungan yang kandas setelah berjalan hamper 5 tahun bukan hal yang mudah. Menulis di Tumblr sangat membantu meringankan bebanku waktu itu. Ini membuatku cukup rajin menulis di miniblog ini.

Perjalananku sampai pada gathering Tumblr Bandung tahun 2014. Kami yang biasa saling membaca tulisan satu sama lain, kini bertemu muka. Obrolan saat itu begitu menyenangkan dan berbobot. Selain tentang cinta, banyak juga tentang filosofi hidup, rasanya kumpul kali itu begitu berfaedah. Beberapa bulan kemudian, mereka open member. Aku telat daftar, tapi karena CP-nya temen SMA walaupun tak pernah sekelas, aku tetap menghubunginya dan berharap masih bisa gabung. Ternyata tidak bisa, baiklah hehe

Setelah patah hatiku mulai mereda dan adanya perasaan yang kurang menyenangkan terkait kejadian telat daftar open member itu, akunku jadi jarang diisi. Ditambah lagi bertepatan dengan pengerjaan tugas akhir tahun 2015. Aku merasa semakin jauh dengan dunia tulis menulis. Tahun 2016 akhir, setelah lulus jenjang S1 aku ingin memperjuangkan mimpiku kembali untuk konsisten menulis. Tumblr kuisi kembali sejak awal Desember 2016, disusul dengan instagram di sampai 2017 awal. Walupun hasilnya tidak terlalu signifikan. Singkat cerita kabar kurang menyenangkan datang, jeng-jeng.

TUMBLR DIBANNED.

Yap, platform biru tua kami tidak bisa di akses di Indonesia awal tahun 2018. Rasanya seperti diputusin pas lagi sayang-sayangnya. Masyarakat tumblr huru-hara, bingung mau menumpahkan isi hati dan pikiran mereka dimana. Begitupun aku.

Bermasalah dengan konsistensi
Aku mencari platform lain yang mirip dengan tumblr, mulai dari wattpad, medium. Entah mengapa sensasinya berbeda. Akhirnya aku memutuskan membuat akun wordpress. Saat itu diisi dengan artikel khusus tentang zero waste lifestyle yang kebetulan sedang aku tekuni. Namun, aku masih merasa ada yang kurang. Rasanya sulit sekali untuk konsisten menulis di blog.

Gimana mau jadi penulis kalau nulis aja masih gak konsisten ?
Sepertinya, aku butuh support system.

Akhirnya ketemulah aku dengan komunitas Bandung Hijab Blogger (BHB). Pertama kali ikut workshop, bulan April 2018. Inget banget, tema hari itu tentang produk review. Aku yang belum pernah me-review produk cukup kaget sambil bertanya sama diri sendiri “gue salah tempat gak ya?”. Ini karena di kepalaku sudah terbentuk konsep blog khusus zero waste. Hari itu juga ketua BHB menyarankan agar aku membuat akun blogspot karena menurutnya akan lebih mudah tereksplor di google. Baiklah. Ternyata ada kejutan yang Allah siapkan, dari 20 orang peserta workshop saat itu, aku terpilih sebagai reviewer terbaik, dikasih hadiah pula. Wow ! Gimana gak semangat:)

Salah satu acara Bandung Hijab Blogger

Teman-teman Blogger yang menemani di tiap event
Sejak saat itulah aku makin rajin bikin review produk terutama berkaitan dengan konten beauty. Konten zero waste yang sejak awal ingin kubangun tetap kumasukkan, makanya judul blogku Beauty and Sustainable Life Journal. Artinya blog ini membahas seputar kecantikan dan gaya hidup yang berkelanjutan (ramah lingkungan). Aku berniat menggabungkan kedua tema ini, supaya jadi ciri khas. Aku percaya apa yang aku tuliskan, selama positif bermanfaat untuk yang membaca akan menjadi amal jariyah bagiku. Bukan sekedar menumpahkan pikiran dan perasaanku semata.

Saking semangat dan pingin serius ngeblog, sebulan setelah workshop aku ganti domain TLD tanpa pikir panjang. “Gue mau serius ngeblog”, kataku kuat dalam hati.
Hidupku berubah semenjak ikut komunitas. Selain BHB aku juga gabung di Hijaber United Bandung. Tiap bulannya selalu ada produk yang didapat dan menjadi bahan review. Selain itu, ada kegiatan blogwalking (BW) rutin di komunitasku yang bikin semangat buat posting.
“Ah, rabu nanti ada BW, berarti harus ada tulisan baru ini senin ini”, kataku semangat.

Bangga gak jadi Blogger?
Selain BW yang bikin blog semakin ramai pengunjung, banyak banget kesempatan baru yang aku dapat setelah menekuni dunia blogging. Selain itu, banyak event yang diikuti, bekerja sama dengan banyak brand, banyak dapat ilmu baru, serta ketemu banyak teman baru dan orang-orang penting. Hal yang paling seru adalah jadi content writer di salah satu situs web, dan dibayar. Sesuatu yang gak pernah aku sangka sebelumnya. Dulu pernah beberapa kali kirim artikel ke surat kabar nasional, tapi belum pernah tembus. Jadi, kesempatan ini sangat berharga buatku. 

Ada rasa bangga dan senang ketika passion kita juga menguntungkan secara finansial. Memang pekerjaan di dunia digital menjadi semakin dinamis dan menyenangkan, salah satunya ya dengan menjadi blogger atau narablog. Orang tua yang dulunya tidak terlalu excited dengan hobiku ini, malah jadi senang dan sangat mendukung. Semuanya emang perlu dibuktikan.

Kalau mamaku tanya lagi, “Kamu masih mau jadi penulis nak?”
Akan ku jawab dengan yakin “Tentunya”. Sebegitu bangganya aku jadi blogger.
Hutang sama diri sendiri buat menerbitkan buku juga belum tercapai, jadi di tahun 2019 jalan ini akan terus kunikmati.


Minggu, 20 Januari 2019

Resolusi 2019 : Fokuskan Tujuanmu

Aku selalu percaya keinginan yang dituliskan akan Allah wujudkan. Setiap tahunnya selalu punya kebiasaan menuliskan keinginan di jurnal, semakin jelas dan detail semakin dimudahkan untuk terwujud. Itu terbukti banget sih. Tapi dari sekian banyak rentetan resolusiku, banyak juga yang belum tercapai. Aku percaya semuanya cuma masalah waktu, jadi kalau dibilang nerusin resolusi tahun 2018 yang belum tercapai, yup tentu. Kalau memang kita sunggguh-sunggu tentu bakal kita kejar terus sampai tercapai kan?

Sebelum tahun 2018 berakhir, banyak searching-searching tentang resolusi. Banyak tulisan yang memaparkan kenapa resolusi kita dari tahun ke tahun banyak yang gak tercapai. Salah satunya karena resolusi yang kita buat terlalu banyak, akhirnya kita kurang fokus untuk mencapainya. Jadi tahun 2019 ini aku bakan bikin beberapa resolusi aja supaya lebih fokus ngerjainnya.

Lulus Kuliah
Kebetulan sekarang aku ada di semester 3 dan sedang mulai menyususn tesis. Fokus tahun ini nyelesein kuliahku. Semoga bisa sidang akhir Juli 2019, jadi bisa kebagian wisuda Agustus 2019. Jadinya gak perlu bayar SPP lagi cuma buat sidang wkwkwk Kasian dompet ortu dan dompetku yang kudu nabung keras tiap bulannya. Semoga tesisku dilancarkan dan dibebaskan dari hambatan aamiin :)

Magang dan Mulai Bekerja
Sebenernya mulai tahun 2017 aku sudah mulai bekerja, tapi hitungannya masih freelance. Tahun ini pingin magang di bidang lingkungan, pinginnya di konsultan. Selain itu aku juga pingin mulai jadi asisten dosen dan belajar ngajar di kampus tahun ini. Terbiasa ngajar anak sekolahan dari SD-SMA, lumayan deg-degan sih kalau berhadapan sama mahasiswa.

Jadi orang yang lebih baik, luar dalam 
Tahun 2018 kerasa banget diri ini kurang sabar, kalau nemu sesuatu yang gak sesuai gampang naik tensi. Ingin belajar lebih sabar dalam merespon segala yang terjadi tahun ini. Juga pingin banget jadi orang yang cuma mikrin hal penting aja, bukan mikirin sesuatu yang sebenarnya udah Allah tuliskan tapi malah jadi gelisah dan gak menikmati hidup. Selain itu, mau lebih sehat, lebih banyak olahraga. Kalau makanan sehat alhamdulillah, sudah mulai terpengaruh oleh mama yang sepertinya agak-agak menuju vegetarian. Ngurangin banget gorengan, banyak konsumsi air, buah dan sayur. Pokoknya mau menikmati hidup.

Lebih Banyak Berkarya
Dulu, waktu jaman S1 aku bener-bener gak bisa ngerjain hal lain selain skripsi. Tahun ini bertepatan dengan pengerjaan tesis, pengen banget bisa bagi waktu yang bener dan bikin breaktrough kalau sambil ngerjain tugas akhir pun berkarya harus terus jalan. Gitasav aja sambil skripsi bisa bikin buku, masa kita enggak bisa. Pingin jadi orang yang terus belajar dan gak mudah merasa puas atas apa yang didapat. Menghindari banget bilang "nanti" karena ketika bisa dilakukan sekarang kenapa harus ditunda. Semoga banyak kejutan seru tahun ini :

Semoga tahun ini menyenangkan :)
Ini postingan kolaborasiku dengan teman teman Bandung Hijab Blogger. Kalian boleh check postingan tentang resolusi mereka. Semoga segala harapan dan tujuan kita tercapai yaa:)

Selasa, 15 Januari 2019

Review Wardah EyeXpert Eye & Lip Makeup Remover



Sejujurnya, ini produk yang dibeli tanpa sengaja. Ceritanya, waktu mama mau liburan kantor ke Malang Desember kemarin, beliau butuh makeup remover yang travel friendly. Terus mama pesen satu hal “Gak usah yang mahal ya” , baiklah. Biasanya beli Maybelline yang memang harganya cukup wow, nah kalau gak ada aku pake Silkygirl yang sama sama mini. Kebetulan di Borma gak ada kedua brand tersebut, mba-mbanya nawarin lah, Wardah EyeXpert eye & lip makeup remover. Sepertinya ini jadi produk pembersih makeup wardah khusus buat mengangkat produk waterproof. Jadi seneng deh sekalian buat bahan review. Baik, mari kita mulai bedah.
Packaging :       
Wardah EyeXpert eye & lip makeup remover ini kemasannya plastik dove transparan dengan tutup warna abu-abu yang diulir. Lubang tempat kelurnya produk juga cukup besar. Tulisan brand dan keterangan produknya ada di depan dan belakang botol berwarna hitam. Sebenarnya dia punya dua size, yang besar 100 ml dan yang kecil ini 50 ml untuk bepergian. Size yang kecil ini pas digenggaman.

Klaim :
Denga “dual action formula” yang membantu mengangkat makeup (mascara, eyeliner, dan lipstick) dengan cepat sekaligus terasa lembut di mata dan bibir tanpa meninggalkan rasa berminyak.
One wipe clensing power, memudahkan dalam mengangkat seluruh makeup (mascara, eyeliner, dan lipstick) dalam sekali usap
Formula lembut dan alcohol free, terasa nyaman digunakan dan tidak membuat kulit kering

Formula :
Makeup remover ini terdiri dari dua bagian, cair dan minyak. Bagian cairnya bewarna biru muda, minyaknya biru laut. Makanya, perlu dikocok dulu sebelum dipakai agar kedua bagiannya tercampur. Produk ini baunya sangat samar jadi nyaman parah dipakai.

Ini malah jadi kupakai ke seluruh wajah :) btw mon maap ini matanyaa keliatan gak seger bat, karna lagi sakit :"
How it feels:
Aku setuju banget sama klaim produknya. Makeup remover ini bisa banget mengangkat seluruh makeup kita, terutama yang waterproof dalam sekali usap. Selain itu, minyak di produk ini gak terasa thick, jadi memang setelah diaplikasikan gak kerasa yang terlalu berminyak, malah seger. Ditambah lagi, kulit bagian mata dan bibir  yang memang lapisannya tipis terasa lembut dan tidak kering. Satu kata buat produk ini, pas.
Selain itu aku juga suka sama formulanya yang alchohol free jadinya aman buat kulitmu yang sensitif, plus harganya yang cukup terjangkau:)

Repurchase : Tentunya :)
Rate : 4.8/5
Harga : Rp. 26.000 / 50 ml   |    Rp. 41.000/100 ml

Jumat, 04 Januari 2019

Ingin Lanjut S2 ? Beberapa Hal ini Perlu Dipertimbangkan

Foto lama waktu KKN 2015.
Education is not preparation of life, education is life itself - John Dewey

Setelah lulus kuliah, setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Ada yang langsung bekerja, ada yang beberapa bulan nganggur dulu baru dapat pekerjaan, ada yang menjalani bisnis, ada yang langsung ketemu jodohnya, ada juga yang melanjutkan ke jenjang selanjutnya alias S2.

Saat ini lulusan S1 memang sudah sangat membludak. Dari Universitasku saja ada sekitar 4000 lulusan tiap tahunnya. Hitunglah ada berapa universitas negeri di Indonesia belum lagi universitas swasta. Ini membuat banyak orang menginginkan pendidikan yang lebih tinggi karena faktanya banyak sarjana yang menganggur. Tapi apakah lantas melanjutkan S2 akan membuat kita sukses? Hmm.. semuanya tergantung pada diri kita masing-masing, juga tergantung dari makna kesuksesan yang setiap orang punya definisinya.

Banyak yang berpendapat kalau orang-orang melanjutkan S2 karena tidak kunjung dapat pekerjaan atau sambil mengisi waktu. Banyak yang berdalih bahwa yang penting dalam sebuah pekerjaan adalah bagaimana pengalaman kita dalam bidang tersebut bukan seberapa tinggi jenjang pendidikan kita. Dari segala pro kontra yang ada menurutku setiap orang bebas memilih untuk lanjut S2 atau tidak, tapi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan matang-matang sebelum mengambil keputusan ini. Jadi apa yang harus dipersiapkan untuk kuliah S2 ? 

Apa yang akan kamu lakukan setelah lulus S2?
Ini penting banget sih, jangan sampai sudah banyak pengorbananmu dan tentunya orang tua untuk lanjut kuliah S2 terus kamu bingung mau ngapain kalau udah lulus. Jadwal kuliah S2 itu sebenarnya cukup longgar, hanya di dua semester awal agak padat sisanya tiggal penyelesaian tesis. Nah, sembari kuliah kamu bisa sambil memulai karirmu. Misalnya ikut beberapa proyek penelitian, mengikuti kegiatan yang bermanfaat untuk mengasah skilmu, atau menjadi freelance di lembaga yang sejalan dengan bidangmu. Memang waktumu akan jadi padat, tapi kalau aku yang sudah pernah ngerasain gimana tertekannya nganggur berbulan-bulan sampai stress, aku sangat bersyukur punya beberapa kegiatan selain kuliah yang bisa menambah value diri dan mendukung pekerjaan impianku kelak. 

Apakah pekerjaan yang kamu tuju mengharuskanmu punya gelar Master?
Dari umur 4 tahun kalau ditanya cita-cita, aku selalu jawab “dosen kuliah”, ajaib memang tapi memang gitu kenyataannya. Entah terispirasi dari mana, mungkin karena mamaku yang seorang guru. Nah, menjadi akademisi di universitas tentu mengharuskan jenjang pendidikan minimal S2. Untuk itulah aku memutuskan lanjut S2, walaupun dengan beberapa lika-liku sebelumnya (akan diceritakan di postingan lain). Kasus lain misalnya kamu mau jadi sorang psikolog. Untuk mendapatkan gelar ini, kamu harus menjalani kuliah S2 Psikologi karena ketika lulus S1 gelarmu adalah Sarjana Psikologi, belum Psikolog.   

Apakah jurusan ini benar-benar kamu inginkan dan sesuai cita-citamu?
Ketika aku ngambil S2 Ilmu Lingkungan, banyak orang yang tanya kenapa gak ambilnya S2 Biologi lagi. Padahal kedua jurusan ini punya hubungan yang erat, dosen-dosenku di Biologi juga banyak yang mengajar di Ilmu Lingkungan. Aku pribadi mengambil jurusan ini karena konsentrasiku saat skripsi adalah bidang Biologi Lingkungan atau sering disebut ekologi. Kalau aku ambil S2 Biologi aku akan kembali berhadapan dengan bakteri, virus, taksonomi yang kurang sejalan dengan keahlianku. Sementara di S2 Ilmu lingkungan aku akan belajar pesrpektif yang lebih luas tentang Biologi (Ekologi) ditambah bidang bidang lain seperti Manajemen Sumber Saya Alam, Ekonomi Lingkungan, AMDAL, Psikologi Lingkungan, Filsafat, Perencanaan Tata Ruang, Teknologi Lingkungan, Politik dan masih banyak lagi. Jadi, tentu aku tidak ragu untuk memilih ini.
Banyak kasus teman-temanku yang S1 nya dari jurusan beragam, lanjut S2 Manajemen atau Bisnis. Ini sah-sah saja karena jurusan Bisnis memang terbuka untuk semua jurusan, sama dengan Ilmu Lingkungan. Jika memang karir impian yang ingin dicapai ada kaitanya dengan bisnis misalnya ingin membangun bisnis sendiri, atau bekerja di perusahaan yang ada kaitannya dengan bisnis, jurusan ini tepat untuk diambil.

Bidang spesifik apa yang ingin kamu kuasai?
Kalau di S1 mungkin kamu masih bebas dengan bidang apapun pilihanmu, kalau sudah S2 bidang yang dikuasai sebaiknya lebih spesifik apalagi buatmu yang pingin jadi akademisi. Penting untuk menyesuaikan jalurmu dari mulai S1 sampai S2 agar portofolio keahlianmu menjadi jelas, gak menclak menclok. Kalaupun tidak sebidang masih bisa disambungin. Bidang keahliankun sejak S1 namanya Etnobiologi. Salah satu cabang ilmu biologi yang menggali hubungan masyarakat dengan sumber daya alam dan lingkungan, terutama yang masih memegang teguh kearifan lokalnya. Nah, di S2 bidang itu lagi yang aku gali untuk dijadikan tesis, dengan tambahan pespektif Ilmu Lingkungan (jurusanku sekarang). 

Siapa yang akan mendukung dana edukasimu?
Ini kembali lagi pada kemampuan dan keinginan kita. Mengingat biayanya yang tidak murah, saat ini sudah banyak penawaran beasiswa yang dapat kita apply. Ada pula yang mungkin sanggup untuk membiayai sendiri. Pengalaman dari S1 yang tidak terlalu sulit mendapat beasiswa ketika sudah masuk kuliah, saat sudah masuk  S2 pun aku tetap berusaha apply beasiswa walaupun masih belum berhasil. Ada yang mungkin rela menunggu beberapa tahun sampai tembus beasiswa. Itu semua kembali pada pilihan pribadi masing-masing.

Jadi gimana, sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini? Pertimbangan ini bisa kita jadikan syarat mengambil S2 agar jalan yang kita pilih menjadi jelas.
Semoga teman-teman yang berencana lanjut S2 dalam waktu dekat dilancarkan yaa jalannya <3 aamiin